Kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya tentang kegiatan pembelajaran Daring yang sudah dilakukan pada Modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan).
1. Facts (Peristiwa)
Kegiatan CGP Angkatan 9 dimulai resmi pada hari Rabu, 10 Agustus 2023 dengan pembukaan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, Bapak Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., dan Dirjen GTK melalui platform zoom dan Youtube. Kegiatan ini diikuti oleh CGP Angkatan 9 dari seluruh Indonesia. Setelah pembukaan tersebut, kami mendapatkan penjelasan dari pelaksana kegiatan CGP yang berasal dari Balai Guru Penggerak tentang rangkaian kegiatan yang akan kami jalani serta materi yang akan dimuat dalam LMS. Kami memulai perjalanan kami dengan modul 1.1 yang akan diikuti dengan forum diskusi bersama fasilitator di ruang kolaborasi dengan teman-teman CGP dalam kelompok yang telah terbentuk.
Selanjutnya, kami diundang untuk menghadiri kegiatan Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan secara daring pada tanggal 27 Agustus 2023 oleh BGP Sulawesi Barat. Pada acara ini, Kepala sekolah dan pengawas dari sekolah-sekolah CGP yang ikut serta diundang untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan program CGP. Saya merasa senang karena pengawas sekolah saya juga diundang dan dia dapat memahami dengan lebih mendalam tentang Pendidikan Guru Penggerak, sehingga diharapkan dapat memberikan arahan dan dukungan kepada saya selama saya menjalani program Pendidikan Guru Penggerak ini.
Dalam kegiatan tersebut, kami diarahkan untuk melakukan refleksi mengenai diri sendiri, mengevaluasi keterampilan yang sudah kami miliki, dan berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam. Dengan bimbingan para pengajar praktik, kami melaksanakan kegiatan tersebut dengan antusias. Kami membuat kesepakatan kelas, menulis harapan dan tantangan sebagai CGP di Google Jamboard. Kemudian kami membahas dan mendiskusikannya bersama-sama.
Selanjutnya, selama kurang lebih dua minggu, kami belajar mandiri melalui LMS dengan merefleksikan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Kami juga mengikuti ruang kolaborasi dengan fasilitator, Bapak Nasir S.Pd., M.Pd., di mana kami berbagi dan berdiskusi dengan teman-teman sejawat mengenai filosofi KHD dan penerapannya di sekolah. Kemudian, pada hari Rabu, 27 Agustus 2023, kami mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman modul 1.1. dipandu oleh Bapak Drs. A. Rahman melalui platform Gmeet. Pada kesempatan ini, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari instruktur dan teman-teman CGP lainnya. Instruktur memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya dalam konteks sosial budaya lokal.
2. Feelings (Perasaan)
Kurang lebih selama dua minggu saya mengikuti Program CGP yang membuat saya memiliki berbagai perasaan. Ada rasa senang dan juga ada rasa khawatir. Senang karena melalui program saya saya memiliki tambahan teman dan pengetahuan. Adapun kekhawatiran kesulitan di dalam mengerjakan tugas-tugas terkait PGP mengingat tanggung jawab sebagai kepala sekolah di satuan pendidikan saya yang tentunya membutuhkan banyak waktu. Namun di sinilah saya belajar untuk mengatur waktu secara baik.
Hal lain yang membuat saya senang dalam kegiatan ini adalah banyaknya hal-hal baru mengenai pendidikan yang terkait pemikiran filosofi Ki Hajar Dewantara. Hal inilah menjadi salah satu pemicu semangat saya untuk terus belajar di dalam program guru penggerak ini dan keinginan untuk mengimplementasikan di sekolah.
3. Findings (Pembelajaran)
Dalam modul yang saya pelajari ini, saya menemukan konsep-konsep baru dan memperoleh pemahaman yang belum saya eksplorasi sebelumnya dalam bidang pendidikan, terutama terkait dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Pemahaman ini penting bagi saya sebagai pendidik untuk meningkatkan kompetensi saya. Dengan memahami dasar-dasar pemikiran KHD ini, saya merasa memiliki dasar pemahaman di dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah.
Sebelum mempelajari pemikiran KHD terkait pendidikan dan pengajaran, saya memiliki keyakinan bahwa tindakan tegas terhadap peserta didik akan membantu mengubah perilaku murid agar mereka lebih disiplin dan fokus dalam kegiatan belajar. Dengan memberikan hukuman tertentu, menurut saya hal ini mampu membentuk karakter yang mereka miliki. Setelah memperdalam pemahaman saya tentang pemikiran KHD dalam pendidikan, saya menyadari bahwa pembelajaran yang efektif seharusnya memberikan bimbingan dan tuntunan kepada murid seperti seorang petani yang merawat jagung atau padi sesuai dengan apa yang ditanamnya.
Saya semakin mendalami filosofi pendidikan KHD melalui diskusi dengan teman-teman CGP, fasilitator, dan instruktur dalam berbagai ruang kolaborasi, yang membantu saya memahami peran saya sebagai pendidik sebagai seorang penuntun yang sesuai dengan kodrat alam anak-anak. Melalui pendidikan ini, murid diharapkan dapat hidup bahagia dan mandiri dalam masyarakat, dengan mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Saya percaya bahwa pendidikan harus didasarkan pada kodrat alam dan tuntutan zaman. Anak memiliki kodrat yang merdeka, di mana kebebasan batin mereka adalah inti dari pendidikan, sementara kebebasan fisik mereka adalah aspek dari pengajaran.
Oleh karena itu, ke depannya, saya akan memberikan kebebasan kepada murid dalam belajar, mendorong mereka untuk mengerjakan tugas sesuai dengan bakat dan minat mereka, serta mengembangkan kreativitas mereka sebagai individu yang merdeka dan mampu berdiri dengan kekuatan sendiri. Anak tidaklah seperti kertas kosong yang belum memiliki apapun, mereka lahir dengan garis-garis putus-putus yang membentuk identitas mereka. Sebagai pendidik, tugas kita adalah untuk menguatkan garis-garis samar tersebut agar mereka dapat membentuk dan mengoptimalkan segenap potensi yang mereka miliki.
4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul ini, Saya akan mencoba menerapkannya atau merealisasikan dalam proses pembelajaran di sekolah, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Saya memberikan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan lingkungannya, membiasakan sosial budaya. dimulai dari pembiasaan pembelajaran yang saling menghormati, berkomunikasi dengan baik, sopan santun, berdiskusi dan gotong royong bekerja sama dalam pemecahan masalah.
Saya memberikan sebagai pemenuhan kebutuhan anak. Membimbing, melayani dan mengarahkan keingintahuan mereka terhadap ilmu-ilmu yang mereka perlukan, sehingga mampu memberi ilmu atau hal berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Melaksanakan pembelajaran harus memfasilitasi perbedaan murid sesuai karakteristik, potensi, minat dan bakat yang berbeda sesuai dengan kodrat alam. Saya merealisasikan pembelajaran harus mengetahui gaya belajar murid sehingga bisa menerapkan pembelajaran berdeferensiasi yaitu dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid.
Banyak hal yang harus saya benahi, saya sangat menyadari bahwa selama ini yang saya lakukan jauh dari kata sempurna dalam melaksanakan tugas saya sebagai pendidik jika dikaitkan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara.
